MENCIPTAKAN
SUASANA BERIMBANG BERBICARA MELALUI
METODE PEMBELAJARAN “KB BERSYARAT”
PADA KELAS XI ANK SMK NEGERI 1 SUKORAMBI, JEMBER SEMESTER GANJIL TAHUN
2011/2012
PENELITIAN
TINDAKAN KELAS
Oleh:
Nama : MUARA SUPRAPTI
NIP : 196911181997032004
Mata
Pelajaran : Bahasa Indonesia
PEMERINTAH
KABUPATEN JEMBER
DINAS
PENDIDIKAN
SMK
NEGERI 1 SUKORAMBI
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pembelajaran
bahasa Indonesia mencakup empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis. Di tingkat SMK, khususnya kelas XI, aspek
berbicara menduduki porsi yang cukup banyak untuk dipelajari dan dikuasai. Hal
ini terlihat dari banyaknya kompetensi dasar yang berkaitan dengan aspek
berbicara. Salah satu kompetensi dasar
tersebut adalah berdiskusi .
Diskusi
merupakan salah bentuk komunikasi dalam kehidupan sosial.Kegiatan ini merupakan salah satu sarana bertukar pikiran
yang cukup efektif. Melalui diskusi, seseorang akan mampu mengembangkan bukan hanya
kemampuan berbicara, tetapi lebih dari itu juga mampu mengembangkan sikap
saling toleransi dan saling menghargai.
Dunia kerja sebagai salah
satu lingkungan yang sarat dengan interaksi sosial, ternyata juga sering
menggunakan diskusi sebagai sarana bertukar pendapat. Contoh nyata adalah
ketika ada kegiatan rapat bersama, kegiatan negosiasi, atau bahkan dalam
pembicaraan-pembicaraan ringan yang menyangkut masalah perusahaan . Berangkat
dari kondisi yang seperti itu, maka tidak heran kalau pembelajaran bahasa
Indonesia di tingkat SMK juga memasukkan kegiatan berdiskusi sebagai salah satu kompetensi
dasar yang harus dikuasai oleh siswa, mengingat lulusan SMK adalah orang-orang
yang dididik untuk siap masuk dunia kerja.
Menurut
pengamatan peneliti, di SMK Negeri 1 Sukorambi,
khususnya kelas XI ANK , pembelajaran yang berkaitan dengan berdiskusi ini dirasa kurang memuaskan, yaitu (1) yang
berbicara atau yang mengungkapkan pendapat didominasi oleh beberapa siswa saja,
(2) banyak siswa yang hanya diam, seolah-
1
olah menjadi penonton diskusi dan bukan sebagai
peserta diskusi. Padahal
menurut
Susilo (2005) bahwa kualitas pembelajaran ditentukan oleh tingkat partisipasi
siswa di dalam proses belajar.
Keadaan pembelajaran yang seperti itu peneliti berasumsi bahwa (1)
banyak siswa tidak mempunyai inisiatif berbicara kalau tidak ditunjuk/disuruh,(2)
kurang adanya hal yang memacu siswa untuk tergerak mengungkapkan pendapat.
Peneliti berasumsi demikian karena selama ini peneliti hanya menggunakan cara
penilaian dengan menunggu keaktifan siswa untuk berbicara mengungkapkan pendapat, yang
aktif berpendapat memperoleh nilai tinggi sedangkan yang tidak aktif tentunya
bernilai rendah.Cara seperti itulah yang akhirnya memunculkan dominasi
berbicara bagi beberapa siswa dan aksi tutup mulut pada siswa-siswa yang tidak
mempunyai inisiatif untuk mengungkapkan pendapat.
Berdasarkan deskripsi yang dipaparkan di atas, permasalahan mendasar
dalam penelitian tindakan kelas ini adalah bagaimana mencari model pembelajaran
yang mampu membuat seluruh siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran berdiskusi . Tidak ada
lagi siswa yang hanya melamun atau menjadi penonton dan tidak ada lagi siswa
yang menjadi raja berbicara.
Untuk itulah penulis memilih satu metode pembelajaran yang dalam
praktiknya menuntut siswa untuk berbicara sesuai dengan porsinya masing-masing,
artinya tidak ada yang mendominasi pembicaraan dan tidak ada yang tidak
berbicara sama sekali. Metode pembelajaran yang dimaksud adalah Kartu Berbicara
Beryarat.
Pada siklus pertama, siswa dibagi kelompok @ 4-5 siswa.
Masing-masing kelompok membahas teks yang berisi tentang proses diskusi.
Setelah itu setiap kelompok diberi kartu berbicara sejumlah anggotanya. Setelah
sampai pada pembahasan bersama, semua kelompok bertanya atau menyampaikan pendapat yang dibatasi
dengan durasi waktu maksimal yang dimilikinya, yaitu masing-masing kartu berdurasi maksimal 60
detik. Masing-masing kelompok
2
mengumpulkan
kartu berbicaranya setelah kesempatan berbicaranya habis.
Namun,
apa yang terjadi, memang kartu berbicara hampir semua terkumpul, tetapi yang
berbicara hanya dua atau tiga orang saja dalam tiap kelompok.
Peneliti mencoba mengatasi
kekurangan pada siklus pertama dengan melaksanakan siklus kedua.Pada siklus
kedua peneliti menggunakan langkah diskusi forum, jadi ada yang ditunjuk
sebagai moderator, penyaji, notulis, dan pencatat waktu. Pada saat menyampaikan
pendapat atau bertanya tekniknya sama dengan siklus pertama yaitu dengan pemanfaatan
kartu berbicara. Akan tetapi, kartu berbicara yang dibagikan kepada kelompok
harus dipegang sendiri oleh setiap anggota kelompok dan diberi nomor sesuai
nomor absennya. Ternyata dengan penerapan kartu berbicara yang diberi nomor
absen, hampir semua siswa berbicara karena mereka bertanggung jawab terhadap
kartunya masing-masing.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian tindakan kelas
ini adalah :
Bagaimana metode pembelajaran Kartu Berbicara
Bersyarat (KB Bersyarat) dapat menciptakan suasana berimbang berbicara dalam
pembelajaran berdiskusi siswa kelas XI ANK, SMK Negeri 1 Sukorambi Jember, pada
semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012
C.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian tindakan kelas ini
adalah mendeskripsikan metode pembelajaran Kartu Berbicara Bersyarat (KB
Bersyarat) sehingga dapat menciptakan suasana berimbang berbicara dalam
pembelajaran berdiskusi siswa kelas XI ANK, SMK Negeri 1 Sukorambi Jember, pada
semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012 .
D.
Manfaat Penelitian
Secara rinci manfaat PTK ini dapat diuraikan
sebagai berikut.
3
a. Bagi Siswa
1. Dapat
membawa siswa kepada situasi pembelajaran yang menantang karena
masing- masing siswa mendapat keharusan untuk
berbicara.
2.Situasi
pembelajaran menjadi dinamis karena siswa harus menghabiskan
kartu berbicara.
b. Bagi
Peneliti
1. Sebagai
upaya untuk perbaikan dan peningkatan model
pembelajaran yang
sesuai untuk pembelajaran di kelas.
2. Mengatasi
masalah pembelajaran yang peneliti dan siswa hadapi di dalam
pembelajaran di kelas.
3. Dapat
membagikan pengalaman untuk teman sejawat dalam menggunakan
metode pembelajaran Kartu
Berbicara Bersyarat sebagai salah satu
strategi
pembelajaran untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran bahasa Indonesia.
E.
Penegasan Istilah
a. Suasana berimbang berbicara adalah suasana atau keadaan
pembelajaran yang menunjukkan semua siswa aktif berpartisipasi berbicara secara
seimbang dan merata, artinya tidak ada siswa yang mendominasi pembicaraan dan
tidak ada siswa yang hanya diam tidak
berbicara sama sekali.
b. Berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa
lisan.
c. Pembelajaran berdiskusi adalah pembelajaran dengan kompetensi
dasar Berdiskusi yang Bermakna dalam Konteks Bekerjar
d. Metode pembelajaran KB Bersyarat adalah singkatan dari Kartu
Berbicara Bersyarat yaitu metode pembelajaran yang bertujuan untuk menghindari siswa mendominasi pembicaraan atau siswa diam
sama sekali.
e. Pesera didik siswa kelas XI ANK SMK Negeri 1 Sukorambi pada
semester ganjil tahun pembelajaran 2011/2012 ,merupakan obyek penelitian ini.
4