POWER POINT KD 2.8

BERCAKAP-CAKAP SECARA SOPAN DENGAN MITRA BICARA DALAM KONTEKS BEKERJA

KOMPETENSI DASAR 2.8

ÒHAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN

1. PILIHAN KATA ATAU UNGKAPAN MEMULAI PERCAKAPAN

2. UNGKAPAN MENGAKHIRI PERCAKAPAN

3. PENERAPAN POLA GILIR KOMUNIKASI

4. MENGALIHKAN TOPIK PEMBICARAAN SECARA HALUS

5. MENGUNGKAPKAN PERBEDAAN PENDAPAT SECARA HALUS

Ò1.PILIHAN KATA ATAU UNGKAPAN MEMULAI PERCAKAPAN

1.SAPAAN

  Selamat pagi

  Assalamu’alaikum

  Para pemirsa, selamat malam

2.MELALUI TELEPON (SITUASI FORMAL)

  Selamat Pagi, bisa bicara dengan…

  Halo, selamat siang, saya Hermin, bisa bicara..

3.MELALUI TELEPON (SITUASI NONFORMAL)

  Halo, selamat siang,gimana kabarmu?

  Halo, ada Wiwin Bu?

Ò2.UNGKAPAN MENGAKHIRI PERCAKAPAN

ÒSITUASI FORMAL

Ò  Sekian saja pertemuan kita hari ini, jangan lupa….

Ò  Sebagai penutup, kita simpulkan bahwa….

ÒSITUASI NONFORMAL

Ò  Udah dulu ya, besok jangan lupa….

Ò  Sip deh, jadi kita besok berangkat jam…

ÒMENGUCAPKAN TERIMA KASIH (FORMAL)

Ò  Atas perhatian Bapak dan Ibu, kami mengucapkan terima kasih.

ÒPERMINTAAN MAAF (FORMAL)

Ò  Mohon maaf jika ada pelayanan yang kurang berkenan..

ÒSECARA NONFOMAL

  Sampai nanti ya…

Ò3. PENERAPAN POLA GILIR BERKOMUNIKASI

UNGKAPAN /PERTANYAAN UNTUK POLA GILIR

A.Bagaimana menurut pendapat Anda?(formal)

B. Menurut pandanganmu gimana?(nonformal)

C. Mungkin ada yang mempunyai pendapat lain?

Ò4. MENGALIHKAN TOPIK PEMBICARAAN SECARA HALUS

UNGKAPAN YANG BISA DIGUNAKAN :

A. Secara formal :

1. Maaf, saya dengar Ibu suka juga dengan...

2. Bagaimana jika kita meninjau dari sisi lain, misalnya….

B. Secara nonformal :

1.Wah, makin seru kalau kita bicara soal…

2.   Boleh tahu pandanganmu tentang….

Ò5.MENGUNGKAPKAN PERBEDAAN PENDAPAT SECARA HALUS

Hal-hal yang harus diperhatikan :

a.Nyatakan permohonan “maaf” dahulu

b.Berikan kesn mendukung gagasan yang akan disanggah sebelum menyertakan kekurangan

c.Ungkapkan kekurangan dengan perkataan halus

d.  Ungkapkan kekurangan pendapat mitra bicara dengan alasan yang logis

Kumpulan Puisi

Renungan Hari Ibu

Seorang anak bertanya

Mengapa surga di bawah telapak kaki ibu ?

Karena bundamu diciptakan sebagai makhluk istimewa…

begitu kuat rahimnya untuk menyimpan benih manusia

begitu kuat bahunya untuk menjaga anak-anaknya

begitu lembut hatinya meski di depannya ada hati sekeras baja

begitu teguh pribadinya untuk terus berjuang saat orang lain menyerah

begitu tulus cintanya untuk menyayangi meski kadang disakiti

Di wajahnya, ada cahaya yang siap menyinari setiap nuansa dan selalu terpancar untuk dapat dibanggakan.

Jika suatu saat kau melihatnya menangis……

Itu semata-mata untuk membasuh saat terluka batinnya

dan… untuk memberi kekuatan baru.

Di matanya ada wajahmu, di tangannya ada namamu, dalam air matanya ada cinta untukmu.

Dan… satu hal yang pasti, dalam doanya selalu disebut namamu.

“Selamat Hari Ibu”

Mari tingkatkan rasa syukur kita kepada Yang Esa…yang telah mentakdirkan kita menjadi seorang ibu.

               

                                                                                       Jember, 22 Desember 2011

Ketika Aku Lelah

(Karya:Muara Suprapti)

Di tengah berbagai masalah, adakah keraguan di hatiku?

Tentu tidak.

Aku adalah air penyejuk hati anak-anakku

Aku adalah lentera di dalam gelapnya dunia

Jiwaku penopang hati yang gundah

Ke mana anakku akan bercerita

Ketika hatinya gelisah

Ketika dirundung duka nestapa

Aku harus kuat

Aku harus hebat

Aku harus berdiri tegak bagai batu karang di tengah lautan

Tuhan, dalam bimbingan-Mu kukaryakan seluruh hidupku.

                                                                        Jember, 22 Desember 2011

 

IBU

(karya :Muara Suprapti)

Ibuku ayu

Ibuku cintaku

Bahagia aku bersamamu

Betapa amanku di pelukmu

Ibu, engkau lelah ?

Ah…tak usah ditanya, ibu pasti tersenyum

Senyum untukku dan untuk dunia

Adakah duka di hatimu ?

Ah…tak usah ragu, semua hati dan jiwanya hanya untukku.

Terima kasih Ibu, terima kasih untuk segalanya

                                                                     Jember, 22 Desember 2011